Rabu, 09 Mei 2012

Diri sendiri


Di atas nisan seorang tokoh di sebuah pemakaman tua, Webminster Abey, Inggris (1100 M) terukir sebuah sajak :
“ketika ku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia. Seiring bertambahnya usia dan kearifanku, ku dapati bahwa dunia tidak kunjung berubah. Maka cita-cita ku pun kupersempit. Lalu kuputuskan untuk merubah negeri ku. Namun nampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya.
Ketika usia ku pun semakin senja, dengan semangat ku yang masih tersisa kuputuskan untuk mengubah keluargaku. Tetapi celakanya, mereka pun tak mau diubah.
Dan kini, sementara aku terbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari… ‘andaikan pertama-tama ku ubah adalah diriku sendiri, maka dengan menjadikan ku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluarga ku. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku. Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia”

(sumber bacaan : lubang pada tembok akal)             

Selasa, 08 Mei 2012

Muhasabah Diri

Bismillah....

Sudah berapa kali ku bertindak melampaui batas dan menerobos pintu larangan Allah, ku tak pernah menghitung dan mungkin tak dapat hitung keberpalinganku dari-Nya.

Kealpaan dan kekhilafan atas semua perbutan yang pernah ku lakukan ini sungguh menyedihkan dan sepatutnya ku renungkan. Betapa tidak, setiap ketaatan dan kedurhakaan ku di catat oleh-Nya, sekecil apa pun itu. Dan setiap kedurhakaan akan Dia minta pertanggung jawaban, sayangnya tak setiap waktu ku menyadari bahaya dari kealpaan ini. Ku terus saja terlena dalam angan, terlena oleh kelapangan dan lalai akan serangan ajal yang sewaktu-waktu datang menjemputku.

Ku kerap menunda-nunda amal yang dapat menyelamatkan ku pada hari kebangkitan. Ku tak jua jera tertipu oleh dunia dan hawa nafsu. Ku telah lalai membangun kebiasaan memohon ampunan dan Rahmat dari-Mu. Berapa malam yang sudah ku lewatkan demi mengejar dunia dan berapa malam kah yang sempat ku singgahi demi akhirat?, begitu sedikit ku mensyukuri anugerah-MU, begitu sedikit amal ibadah ku.

Padahal ku tahu bahwa hidup ini adalah tahap perjalanan panjang menuju keabadian, dari dunia menuju kubur, dari kubur menuju mahsyar, dari mahsyar menuju negeri abadi; syurga atau neraka kah yang ku tempati.
 
Hati ku sakit
Badan ku tak enak
Kuburanku mengerikan, dan tidak menyenangkan
Perjalanan amat jauh, sementara bekal ku amat sedikit
Shirath (jembatan Neraka) begitu licin, tak mudah ku lintasi
Apinya sangat panas, sementara ku tidak memiliki pelindung
Syurga begitu tinggi, mampu kah ku membuka pintunya
Hanya Engkaulah sandaran dan tumpuhan harapanku
Engkau adalah asa dan penolongku
Tutuplah amalku dengan kebaikan dan anugerahkalah keistiqomahan untuk ku sebelum ajal menjeput
Kelak aku akan berada di hadapan-Mu
Yang menayaiku dan menyingkap segala…..

                                                                                                  Jakarta 08 may 2012